Popular Post

Archive for Juni 2013

(Puisi) Rinduku di Suatu Siang

By : Ahmad Imam Khoiruddin
Rinduku di Suatu Siang
(@anker_bjng)

Berdiri di sini,
di pinggiran sebuah stasiun,
bersama ketiga temanku,
menunggu, terus menunggu…

disela-sela aku menghela napas,
menahan lelah,
aku mencoba untuk meracau,
melepas penat, melepas beban…

rasa kantuk yang melarut-larut
ditambah kepenatan yang semakin memagut,
membuatku tak kuat untuk menahan
raga ini, jiwa ini..

tetapi, tiba-tiba aku disadarkan,
oleh suatu perasaan
yang aku tak tahu rasa ini bentuknya apa

rasa itu, rasa yang selalu membangkitkanku
rasa yang selalu memberiku semangat
untuk melanjutkan hariku…

rupanya,
rasa itulah yang bernama rasa rindu…

ya, tiba-tiba aku teringat sebuah nama
yang kala itu, kulihat ia memanggil namaku dengan lembut, mesra
dan cinta yang begitu menggema…

ya, Rinduku!
Semua orang tahu,
Bahwa kau adalah wanita terindah,
Seperti yang Samsons nyanyikan dalam tembangnya itu

Semua orang pun tahu,
Kau bagaikan senoktah bintang di surga,
Seperti yang Ariel suarakan dalam lagunya itu

Tetapi,
Tidak semua orang tahu,
Bahwa aku saat ini sedang merindumu…

Dalam rinduku yang tak jelas ini,
adakah rindumu kepadaku?

Apakah engkau saat ini sedang merinduku,
ataukah engkau saat ini sedang merindu seseorang lain?

Aku mengharap cinta padamu, tetapi,
apakah engkau berkenan menerima itu?

Rinduku, Cintaku!
yang selalu membuat hari-hariku indah,
apakah engkau tahu isi hatiku ini?

Janganlah lantas percaya pada balutan bait puisi,
yang makin asam ini,
tetapi, kumohon, percayalah pada hatiku!

Ya Tuhanku, sampaikanlah ini ke dalam hatinya,
ke dalam rusuknya, agar dia mengerti…

Walau sekarang, Ya Tuhanku,
ia sudah dimiliki orang
tetapi, aku masih bisa merindumu…

Dengar laraku!
Suara hati ini memanggil namamu…
Karena separuh aku,
Dirimu! *


Bojonggede, 27 Juni 2013
teruntuk seseorang, yang saat ini sedang kurindukan


* dikutip dari Noah – Separuh Aku

Naik KRL dari Bekasi ke Jakarta Cukup Bayar Rp 4.000 Saja

By : Ahmad Imam Khoiruddin


Tarif baru Commuter Line dari Stasiun Bekasi menuju Jakarta Kota kini menjadi Rp4.000. Hal ini diberlakukan PT Kereta Api Indonesia (KAI) mulai Juli mendatang.

Adapun tarif baru ini berkat kebijakan pemerintah pusat mencairkan subsidi Public Service Obligation (PSO) untuk Commuter Line Jabodetabek Rp286 miliar.

“Harusnya sudah sejak Juni, tapi guna memantapkan rencana baru akan kita berlakukan pada awal Juli mendatang," ujar Wakil Kepala Stasiun Bekasi Teguh Budiono, Selasa (18/06/2013).

Menurut Teguh, tarif yang akan dikenakan kepada penumpang adalah tarif progresif atau tarif berbasis jarak. Pada 5 stasiun pertama dari stasiun keberangkatan, penumpang dikenakan Rp3.000. Untuk selanjutnya, biaya dihitung per 3 stasiun dengan tarif sebesar Rp1.000.

Jika dihitung, kata dia, dari Stasiun Bekasi ke Jakarta Kota, penumpang akan melintasi 17 stasiun. Itu tidak termasuk Gambir karena kereta tidak berhenti di situ. Maka, secara keseluruhan, penumpang cukup mengeluarkan uang Rp7.000. Tarif ini kemudian mendapat subsidi.

Subsidi diberikan untuk setiap stasiun lanjutan sebesar Rp500 dan Rp1.000 5 stasiun pertama. Jika dari Bekasi ada 12 stasiun lanjutan, penumpang cukup membayar Rp500 (yang sebelumnya Rp1.000) untuk setiap 3 stasiun. Hitungan, untuk melewati 15 stasiun lanjutan, penumpang cukup bayar Rp2.000.

Kemudian tinggal ditambah Rp2.000 (yang sebelumnya Rp3.000) untuk 5 stasiun awal. Jadi, tarif KRL Commuter Line Bekasi-Jakarta Kota Juli mendatang sebesar Rp4.000. "Tarif ini lebih murah dari sebelumnya Rp8.500, karena subsidi, penumpang hanya bayar Rp4.000 ke Jakarta Kota," jelasnya.


sumber : http://m.okezone.com/read/2013/06/18/501/823888

(Puisi) Sore Stasiun Bojonggede

By : Ahmad Imam Khoiruddin
Sore Stasiun Bojonggede
(@amdthr)

Aku sedang berpulang dari sekolah, melaju,
meresahi apa-apa, yang telah diberikan tadi
entah itu, ilmu, gurauan, cinta, dan sebagainya...

Aku di sini, di kereta ini, duduk beralaskan koran
bersama ketiga temanku
duduk, meracau,
menunggu tujuan pulang yang entah kapan datang

Akhirnya, “sesaat lagi, kereta akan tiba di stasiun Bojonggede...” teriak speaker kereta dengan seraknya
Aku pun bersorak riang, seperti yang dilakukan ketiga kawanku
Walau kutahu, stasiun tersebut tak lebih dan tak bukan dari sebuah bangunan usang

Aku pun turun dari kereta itu, kereta bekas Jepang itu,
Yang sangat kontras dengan stasiun yang disinggahinya...

Ya, aku jejakkan kakiku di peron tinggi yang baru jadi itu,
dan aku lihat, sebuah layangan yang nyangkut di kabel listrik
makin meregang, makin merana...
yang mungkin sama seperti stasiun ini

okh, stasiun bojonggede
yang terurak
yang terkuras
oleh tangan-tangan kapitalis

kini, kulihat kau tak seperti dulu lagi
kini, kulihat kau dengan angkuhnya
menutup pintu-pintu hatimu
dan menggantinya dengan mesin-mesin itu...

kini, kulihat kau tak seindah dulu lagi
kini, kulihat kau dengan sombongnya
mematikan usaha swakarsa
dengan membangun usaha serupa

dimanakah kau yang dulu?
yang bernyawa,
yang berdenyut,
yang bersahaja sepanjang waktu?

apakah hilangkah? apakah lenyapkah?

dimanakah kau yang dulu?
yang bersuka,
yang bersua,
yang menyebarkan cinta?

apakah sirnakah? apakah punahkah?

sungguh, kurindukan kau yang dulu...
Stasiun Bojonggede...


Bojonggede, 19 Juni 2013

- Copyright © Ahmad Tohir's blog - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -