Popular Post

Archive for April 2013

Lewandowski Hancurkan Madrid di Dortmund

By : Ahmad Imam Khoiruddin

AFP
Penyerang Borussia Dortmund,Roberto Lewandowski (kedua dari kanan), melepaskan tembakan yang berujung gol ketiganya (dari empat) ke gawang Real Madrid, pada leg pertama semifinal Liga Champions, di Signal Iduna Park, Rabu (24/4/2013).


DORTMUND, KOMPAS.com — Penyerang Robert Lewandowski mencetak empat gol yang menentukan kemenangan Borussia Dortmund 4-1 atas Real Madrid pada pertandingan semifinal Liga Champions, di Signal Iduna Park, Rabu (24/4/2013). Dengan begitu, untuk masuk final, Madrid perlu menang setidaknya 3-0 pada leg kedua, di Santiago Bernabeu, 30 April 2013.

Dortmund unggul lebih dulu melalui Robert Lewandowski pada menit ketujuh. Gol bermula dari pergerakan Mario Goetze di sektor kanan pertahanan Madrid, yang berujung umpan silang. Setelah memenangi perebutan posisi dengan Pepe di depan gawang Madrid, Lewandowski menyontek umpan Goetze itu masuk ke sudut kiri bawah gawang.

Madrid menyamakan kedudukan melalui Cristiano Ronaldo pada menit ke-43. Memanfaatkan bola yang lepas dari penguasaan Mats Hummels, Gonzalo Higuain menggiring bola di sektor kiri pertahanan Dortmund dan mengakhiri pergerakannya dengan melepaskan umpan silang, yang disepak Ronaldo masuk ke tengah gawang Roman Weidenfeller.

Dortmund memulihkan keunggulan melalui Lewandowski pada menit ke-50. Dari jarak dekat, ia menyepak bola kiriman Marco Reus masuk ke sudut kiri bawah gawang Los Blancos.

Dalam waktu lima menit setelahnya, Lewandowski kembali masuk daftar pencetak gol. Setelah menguasai umpan Marcel Schmelzer di kotak penalti lawan, Lewandowski sempat mengecoh Pepe sebelum membalikkan badan ke arah gawang dan melepaskan tembakan akurat ke sudut kiri atas gawang yang tak bisa dibendung Lopez.

Pada menit ke-66, Dortmund mendapat gol keempat, lagi-lagi dari Lewandowski. Gol ini merupakan hasil tembakan dari titik putih ke tengah gawang. Penalti diberikan karena Xabi Alonso dinilai melanggar Reus.

Setelah bertukar penguasaan bola dengan Madrid tanpa pergerakan berbahaya untuk lawan pada menit-menit awal, Dortmund melancarkan dua serangan beruntun, yang semuanya berujung ancaman serius untuk gawang Diego Lopez.

Pada menit keenam, setelah melewati setidaknya tiga pemain Madrid, Marco Reus melepaskan tembakan ke sudut kanan bawah gawang yang bisa ditepis Lopez.

Lewandowski yang berada di dekat gawang berhasil menguasai bola dan melepaskan tembakan. Namun, tembakan Lewandowski terblok Sergio Ramos.

Semenit setelahnya, Lewandowski melepaskan tembakan yang mengubah angka di papan skor menjadi 1-1.

Setelah itu, Dortmund tampaknya ingin mempertahankan tekanan. Namun, Madrid tampak mengendurkan tekanan dan memperbaiki koordinasi di lini tengah.

Dalam tempo permainan yang berubah-ubah, kedua kubu bertukar serangan, tetapi sama-sama kesulitan menciptakan peluang gol serius, hingga Ronaldo melepaskan tembakan akurat yang berhasil ditepis Weidenfeller pada menit ke-24.

Selepas menit ke-40, Xabi Alonso melepaskan tembakan jarak jauh, yang diblok oleh Hummels. Dortmund bereaksi dengan melancarkan serangan balik, tetapi Raphael Varane memutus serangan Dortmund.

Pemain-pemain Dortmund menilai Varane melanggar Marco Reus di kotak penalti, tetapi wasit Bjorn Kuipers menilai sebaliknya. Tak lama setelahnya, Dortmund melihat Ronaldo meloloskan umpan Higuain masuk ke gawang mereka.

Pada babak kedua, Dortmund mengambil inisiatif menyerang. Mereka langsung mendapatkan gol pada kesempatan menyerang pertama di babak ini. Pemain-pemain Madrid menilai Lewandowski off-side, tetapi Kuipers tak menganulir gol itu.

Madrid belum menciptakan serangan berarti untuk membalas gol kedua Dortmund, ketika Dortmund berhasil mengubah peluang kedua mereka di babak kedua menjadi gol ketiga pada menit ke-55.

Setelahnya, Madrid berusaha keluar dari tekanan, tetapi Dortmund berhasil meredam serangan lawan. Tembakan Luka Modric pada menit ke-58, misalnya, diblok Lewandowski. Pada menit ke-62, Dortmund bahkan mampu menyelipkan serangan, yang berujung tembakan dari Ilkay Guendogan, yang bisa ditepis Lopez.

Dortmund berusaha mempertahankan tekanannya. Usaha mereka membuahkan hadiah penalti, yang diubah menjadi gol keempat oleh Lewandowski.

Madrid langsung mengubah komposisi skuad. Pada menit ke-71, Gonzalo Higuain dan Luka Modric digantikan oleh Karim Benzema dan Angel Di Maria. Penyegaran yang dilakukan Mourinho belum menunjukkan perbaikan signifikan, ketika Lewandowski mengetes Lopez dengan tembakan jarak jauh. Lopez lolos dari ujian itu.

Madrid baru bisa membalas ancaman itu melalui Ronaldo pada menit ke-88. Dari tengah kotak penalti, ia melepaskan tembakan yang diblok oleh Roman Weidenfeller.

Dortmund belum menciptakan peluang baru, ketika Madrid mendapatkan peluang gol dari Raphael Varane pada menit ke-90+3. Namun, tembakan Varane meleset dari sasaran dan tak lama setelahnya, wasit meniup peluit tanda laga berakhir.

Menurut catatan UEFA, sepanjang pertandingan itu, Dortmund menguasai bola sebanyak 48 persen dan melepaskan delapan tembakan titis dari sepuluh percobaan. Sementara Madrid menciptakan enam peluang emas dari delapan percobaan.

Dortmund (4-2-3-1): 1-Roman Weidenfeller; 26-Lukasz Piszczek (19-Kevin Grosskreutz 83), 4-Neven Subotic, 15-Mats Hummels, 29-Marcel Schmelzer; 6-Sven Bender, 8-Ilkay Guendogan (23-Julian Schieber 90); 16-Jakub Blaszczykowski (5-Sebastian Kehl 82), 10-Mario Goetze, 11-Marco Reus; 9-Robert Lewandowski

Madrid (4-2-3-1): 41-Diego Lopez; 4-Sergio Ramos, 2-Raphael Varane, 3-Pepe, 5-Fabio Coentrao; 6-Sami Khedira, 14-Xabi Alonso (8-Kaka 80); 10-Mesut Oezil, 19-Luka Modric (22-Angel Di Maria 69), 7-Cristiano Ronaldo; 20-Gonzalo Higuain (9-Karim Benzema 69)

Wasit: Bjorn Kuipers

(Cerita Fiksi) Dalam Lingkaran Pesakitan (Lanjutan Bag. 1)

By : Ahmad Imam Khoiruddin
Hari itu, hari Senin, adalah hari Senin pertama masuk sekolah. Kami berlima berangkat dengan menggunakan kaus oblong, karena nyaman dipakai. Seragam sekolah kami simpan di dalam tas.

Sampai di Depok, kami dan komplotan lain yang kami kenal, langsung menyerbu hall stasiun Depok Baru. Bukannya membeli tiket, kami langsung menyerbu peron. Kami dibantu oleh anggota-anggota salah satu komplotan lain yang isinya para orang tua yang akan mencari sesuap nasi, untuk menyambung hidup.

"Eh, Tohir, cepetan! Tar digebukin lu ame pamsus!" ujar salah seorang anggota komplotan itu.
"Ye bang!" jawabku sambil berlari-lari bersama komplotanku.

Ya, pada hari itu, kami dan komplotan Roker lainnya langsung menyerbu KRL Commuter Line, simbol kapitalis KAI itu, yang sedang nangkring di jalur 1 stasiun Depok Baru. Kereta langsung penuh. Beberapa penumpang yang merasa membeli tiket langsung mengomel.

"Ah, sialan nih, penumpang Ekonomi pada ke sini semua" ujar salah satu penumpang yang duduk. Rupanya, ia adalah seorang asisten manager sebuah perusahaan ternama di Jakarta.
"Ya nih, gw beli karcis sama aja boong dong" celetuk penumpang lain.
"Akh, berisik banget si nih penumpang Ekonomi, Oy! Matiin woy! Ini di kereta!" teriak penumpang lain yang rupanya ia adalah seorang direktur perusahaan swasta.  Rupanya, ia kesal dengan tape recorder yang biasa dibawa Bang Somad, salah seorang anggota komplotan Roker yang tadi memperingatkan saya, yang kali ini sedang memperdendangkan lagu-lagu Rhoma Irama yang syahdu itu.
"Hehehe. Ayo kita bergoyang!" teriak Bang Somad dengan ceria, diikuti oleh goyangan (baca : dorong-dorongan) oleh komplotan Roker lainnya yang bergembira, karena mereka memang jarang naik KRL AC.

Sejenak, kami dilanda euforia. Melupakan sejenak perjuangan kami. Ah, sebenarnya terlalu hiperbol bila disebut perjuangan. Tetapi, inilah perjuangan kami untuk bersekolah, mengenyam pendidikan, untuk memuluskan jalan masa depan kami. Kami dituntut untuk selalu memanfaatkan waktu, atau waktulah yang akan memanfaatkan kami.


To be continued...


(Cerita Fiksi) Dalam Lingkaran Pesakitan (Bag. 1)

By : Ahmad Imam Khoiruddin
Bagian Pertama

Aku tersadar, aku sedang berjalan di antara rerumputan yang kian meranggas. Ya, di pagi buta itu, aku, bersama keempat temanku, Kodir, Kohar, Jun, dan Jalal. Kodir dan Kohar adalah tetanggaku, sedangkan Jun dan Jalal adalah teman kami sejak kami membentuk sebuah grup kecil-kecilan, yang kuberi nama Roker Bojonggede. Ya, memang, basis kami berada di Stasiun Bojonggede yang makin mati itu. 

"Hir, sadar Hir, tar kecemplung lo!" ujar Kodir, memecah bayanganku.
"Tau nih, ngayal mulu lo! Udeh, jangan ngayal yang enggak-enggak lo!" sela Kohar.
"Astaghfirullah, siape yang ngayal ukapboneng? Gw cuman ga habis pikir, dulunya kita kan kejar-kejaran ama pamsus kereta, gara-gara kite ga kuat beli karcis. Sekarang, kite harus kejar-kejaran ame angkot. Ga seru nih" jawabku.
"Makanya, beli karcis tuh yg bener, gara-gara penumpang kayak lo nih kite jadi begini" canda Jun. Candaan yang membuat aku agak naik darah.
"Tong, kite bukan org kaya kayak elu. Kite kalo naek kereta bisanye bayar dua rebu doang paling banter. Lu bersyukur dong, lu bisa beli karcis sembilan rebu, ga takut dikejar petugas. Klo gw jadi elu, mending tu duit gw celengin dah" jawabku panjang lebar.

Ya. Di saat PT. KAI menghapuskan KRL Ekonomi pada 1 Juni lalu, banyak Rombongan Kereta yang geram. Mereka beramai-ramai merusak apa saja yang ada di depan matanya. Apalagi pamsus / kondektur kereta yang membuat mereka naik pitam. Mereka sama seperti kami, merasa dicekik oleh kapitalis KAI. Mereka melampiaskan kekesalan dengan membantai petugas tersebut beramai-ramai. Sedangkan kami, hanya melihat dari kejauhan, dan menuliskan itu untuk tugas pengamatan kami.

Ditambah lagi, dengan ulah para Railfans yang hanya bisa melakukan perjalanan terakhir KRL Ekonomi (Sad Ride) seperti yang terlihat di perjalanan KRL Ekonomi terakhir pada 31 Mei lalu. Membuat kami geregetan. Aku lihat di Facebook mereka, tertulis besar-besar "JANGAN KORBANKAN HARGA DIRI & KEGANTENGAN / KECANTIKAN ANDA DENGAN NAIK KERETA API TANPA MEMBELI TIKET!" Membuat aku dan komplotanku makin geregetan. Ditambah lagi, dengan ulah mereka yang menurutku bukannya membela penumpang, malah membela KAI. 

Setelah kerusuhan-kerusuhan itu, PT. KAI lantas tidak memberhentikan KRL di Stasiun Bojonggede, basis komplotanku, karena stasiun inilah yang benar-benar dirusak oleh komplotan-komplotan Roker yang merasa dicekik. Kami, yang terdiri dari para pelajar yang setiap hari pulang pergi ke Jakarta, hanya bisa mengelus dada.

Ya, kini, kami terpaksa harus naik angkot dahulu ke daerah Depok, untuk menjangkau KRL yang kini hanya sampai stasiun Depok.

"Penuh nih Hir! Gimana nih?" ujar Jalal, yang dari tadi hanya diam.
"Udeh, ngegandul aje, daripada kelamaan!" 
"Yaudeh, awas pade jatoh tar gw disalahin" sela Kodir yang kutunjuk jadi penanggung jawab komplotan.
"Udeh, cepetan" ujar Jun

Akhirnya, pada pagi itu, bersama komplotan Roker lainnya, aku dan komplotanku berangkat ke Jakarta, kota metropolitan yang kala itu sudah jauh berubah. Di sana, kami harus bersaing dengan anak-anak metropolitan, yang bisa mendapat semua dengan mudah, termasuk masa depan dan cita-cita.


To be continued...

Cukur Barcelona, Bayern Munich Tatap Final

By : Ahmad Imam Khoiruddin

Ekspresi pemdukung FC Bayern Munchen saat Thomas Mueller menciptakan gol di babak pertama.

Metrotvnews.com, Munich: Kemenangan komprehensif 4-0 atas Barcelona di leg pertama semifinal membuat jalan Bayern Munich menuju partai puncak terbuka lebar.

Laga yang dihelat di Allianz Arena Munich itu berlangsung cukup apik. Sebenarnya, Barcelona menguasai permainan di menit-menit awal.

Dengan Mario Mandzukic harus absen karena akumulasi kartu, Mario Gomez, yang pada akhir pekan melesakkan sepasang gol dalam kemenangan 6-1 atas Hannover 96 di Bundeliga, kembali menghiasi starting line-up Bayern untuk laga ini.

Sementara Barcelona langsung menurunkan Lionel Messi, yang sebelumnya mengalami cedera hamstring, sejak menit pertama setelah sang bintang andalan mendapat lampu hijau untuk tampil dari tim medis.

Tempo tinggi segera menghiasi jalannya pertarungan di Allianz Arena ini setelah wasit Viktor Kassai asal Hungaria meniup peluit kick-off. Barcelona sedikit lebih unggul dalam penguasaan bola, namun jarang melakukan penetrasi berbahaya.

Kans diperoleh Barca melalui sundulan Gerard Pique, yang mencukur habis rambut di kepalanya, menyambut sebuah situasi bola mati, tapi percobaan kekasih Shakira itu tak menemui target.

Pada sisi lain, serangan-serangan cepat yang dibangun skuat Jupp Heynckes, khususnya lewat kedua sisi lapangan, begitu mendapat bola beberapa kali merepotkan barisan pertahanan kubu tamu.

Upaya Si Merah membuahkan hasil memasuki pertengahan babak pertama. Bola tandukan Dante dari umpan silang Arjen Robben diteruskan Thomas Muller ke dalam gawang Victor Valdes, juga lewat kepalanya. Publik Bavaria pun bergemuruh hebat menyambut keunggulan tim kesayangan.

Armada Tito Vilanova gagal memberikan reaksi positif setelah tertinggal. Kendati tetap unggul di segi possession, Messi cs. kesulitan menembus solidnya pertahanan Bayern yang digalang Jerome Boateng dan Dante.

Skor 1-0 buat anak-anak asuh Heynckes pun terjaga sampai wasit Kassai mengirim kedua tim ke ruang ganti.

Di babak kedua, Bayern mengawali dengan gemilang. Hanya empat menit selepas restart, Valdes dipaksa memungut bola dari dalam gawangnya untuk kali kedua.

Tendangan penjuru Robben disundul Muller ke arah Gomez, yang langsung menggetarkan jala Barcelona lewat tendangan voli kaki kiri dari jarak sangat dekat.

Gol ini membuat The Bavarians kian ganas melancarkan serangan. Sepasang peluang emas tercipta dalam rentang tiga menit. Aksi dribel Muller di depan kotak diakhiri tembakan yang masih menyamping, sementara upaya Franck Ribery usai mendapat umpan Robben juga gagal menemui target.

Seperti di babak pertama, Barcelona terlihat minim kreasi untuk membongkar pertahanan Bayern. Tekanan mereka kurang menggigit dan mudah dipatahkan sang lawan.

Los Blaugrana malah ketinggalan makin jauh setelah Robben melesakkan gol ketiga Bayern pada menit ke-73. Menerima sodoran Bastian Schweinsteiger, sayap Belanda itu menusuk ke kotak penalti sebelum melepaskan tembakan mendatar dari sudut sempit.

Kontroversi menghiasi proses gol ini lantaran Muller terlihat sengaja memblok Jordi Alba yang bermaksud mencegat Robben, namun wasit Kassai tetap mengesahkannya.

Kesempatan bagus, yang relatif jarang diperoleh dalam laga ini, hadir buat Barcelona pada menit ke-76. Marc Bartra lolos dari jebakan off-side saat menerima tendangan bebas Xavi Hernandez, sayangnya penyelesaian akhir sang bek muda jauh sekali dari sasaran.

Delapan menit sebelum waktu normal habis, El Barca harus menderita gol keempat. Kerja sama apik Ribery dan David Alaba di sayap kiri diakhiri nama terakhir dengan umpan silang rendah untuk disontek dengan mudah oleh Muller.

Muller, sang penyumbang dua gol plus satu assist untuk Bayern, mendapat standing ovation publik Allianz Arena saat digantikan oleh Claudio Pizarro tak lama berselang.

Sementara Vilanova di kubu Barcelona menyuntikkan David Villa dan menarik keluar Pedro Rodriguez, namun waktu yang tersisa terlalu minim buat El Guaje memberikan impak bagi tim.

Kedudukan bertahan sampai bubaran, dan Bayern Munich sepertinya sudah bisa menatap final kedua berurutan.


Susunan Pemain:

Bayern Munich (4-2-3-1): Manuel Neuer; Philipp Lahm, Jerome Boateng, Dante, David Alaba; Javi Martinez, Bastian Schweinsteiger; Arjen Robben, Thomas Muller, Franck Ribéry: Mario Gomez.

Cadangan: Tom Starke; Daniel van Buyten, Rafinha, Xherdan Shaqiri, Luis Gustavo, Anatoliy Tymoshchuk, Claudio Pizarro.

Barcelona (4-3-3): Victor Valdés, Dani Alves, Gerard Piqué, Marc Bartra, Jordi Alba; Xavi Hernandez, Sergio Busquets, Andres Iniesta; Alexis Sanchez, Lionel Messi, Pedro Rodriguez.

Cadangan: Jose Pinto; Martin Montoya, Eric Abidal, Cesc Fabregas, Thiago Alcantara, Alex Song, David Villa.

Pembukaan...

By : Ahmad Imam Khoiruddin
SELAMAT DATANG ! ! ! | SUGENG RAWUH ! ! ! | WELCOME ! ! !

Selamat Datang di Blognye Ahmad Tohir! | Welcome in the Ahmad Tohir's blog!

Jangan lupa komentarnye ye... | Don't forget to comment...

- Copyright © Ahmad Tohir's blog - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -