Popular Post

Posted by : Ahmad Imam Khoiruddin Rabu, 24 April 2013

Hari itu, hari Senin, adalah hari Senin pertama masuk sekolah. Kami berlima berangkat dengan menggunakan kaus oblong, karena nyaman dipakai. Seragam sekolah kami simpan di dalam tas.

Sampai di Depok, kami dan komplotan lain yang kami kenal, langsung menyerbu hall stasiun Depok Baru. Bukannya membeli tiket, kami langsung menyerbu peron. Kami dibantu oleh anggota-anggota salah satu komplotan lain yang isinya para orang tua yang akan mencari sesuap nasi, untuk menyambung hidup.

"Eh, Tohir, cepetan! Tar digebukin lu ame pamsus!" ujar salah seorang anggota komplotan itu.
"Ye bang!" jawabku sambil berlari-lari bersama komplotanku.

Ya, pada hari itu, kami dan komplotan Roker lainnya langsung menyerbu KRL Commuter Line, simbol kapitalis KAI itu, yang sedang nangkring di jalur 1 stasiun Depok Baru. Kereta langsung penuh. Beberapa penumpang yang merasa membeli tiket langsung mengomel.

"Ah, sialan nih, penumpang Ekonomi pada ke sini semua" ujar salah satu penumpang yang duduk. Rupanya, ia adalah seorang asisten manager sebuah perusahaan ternama di Jakarta.
"Ya nih, gw beli karcis sama aja boong dong" celetuk penumpang lain.
"Akh, berisik banget si nih penumpang Ekonomi, Oy! Matiin woy! Ini di kereta!" teriak penumpang lain yang rupanya ia adalah seorang direktur perusahaan swasta.  Rupanya, ia kesal dengan tape recorder yang biasa dibawa Bang Somad, salah seorang anggota komplotan Roker yang tadi memperingatkan saya, yang kali ini sedang memperdendangkan lagu-lagu Rhoma Irama yang syahdu itu.
"Hehehe. Ayo kita bergoyang!" teriak Bang Somad dengan ceria, diikuti oleh goyangan (baca : dorong-dorongan) oleh komplotan Roker lainnya yang bergembira, karena mereka memang jarang naik KRL AC.

Sejenak, kami dilanda euforia. Melupakan sejenak perjuangan kami. Ah, sebenarnya terlalu hiperbol bila disebut perjuangan. Tetapi, inilah perjuangan kami untuk bersekolah, mengenyam pendidikan, untuk memuluskan jalan masa depan kami. Kami dituntut untuk selalu memanfaatkan waktu, atau waktulah yang akan memanfaatkan kami.


To be continued...


Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Ahmad Tohir's blog - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -